12.20.2010

Motivasi

Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, pada prinsipnya motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi yaitu intrinsik, dan ekstrinsik (Owen, 1981: 142). Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, misalnya tenaga kependidikan melakukan suatu kegiatan karena ingin menguasai suatu keterampilan tertentu yang dipandang akan berguna dalam pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik berasal dari lingkungan di luar diri seseorang, misalnya tenaga kepen¬didikan bekerja karena ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pemimpinnya.
Motivasi instrinsik pada umumnya lebih menguntungkan, karena biasanya dapat bertahan lebih lama. Motivasi instrin¬sik muncul dari dalam diri tenaga kependidikan, sedang motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh pemimpin dengan jalan mengatur kondisi dan situasi yang tenang dan menyenangkan. Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan memotivasi tenaga kependidikan agar mereka mau dan mampu mengembangkan dirinya secara optimal.
Selanjutnya Mc. Clleland (1986) menyatakan bahwa mo¬tivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam setiap individu. Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat dirasakan atau mendesak.
Setiap orang yang pernah mempelajari perkembangan manajemen pasti mengetahui bahwa pelapora yang menonjol dalam perkembangan teori motivasi adalah Maslow, ia seorang ahli psikologi. Teori motivasi versi Maslow dikaitkan dengan pemuasan berbagai kebutuhan manusia.
Menurut Maslow (1889: 124), manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikan pada lima tingkatan, yaitu:
1. kebutuhan fisiologis
2. kebutuhan akan rasa aman
3. kebutuhan sosial
4. kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan
5. kebutuhan aktualisasi
Kesimpulan yang menonjol dalam karya Mc. Gregor ialah para manajer menggolongkan para bawahannya pada dua kategori berdasarkan asumsi tertentu. Asumsi tertentu. Asumsi yang pertama dikategorikan sebagai manusia X, dan yang kedua dikategorikan manusia Y. Asumsi yang pertama para bawahan tidak menyenangi pekerjaan, pemalas, tidak senang memikul tanggung jawab, dan harus dipaksa agar menghasilkan sesuatu. Sedangkan asumsi yang kedua para bawahan senang bekerja, kreatif menyenangi tanggung jawab dan mampu mengendalikan diri.
Salah satu teori motivasi yang populer mengendalikan diri para praktisi manajemen adalah teori yang dikembangkan oleh David Mc. Clelland. Teorinya dikenal dengan teori kebutuhan. Pakar ini menggolongkan kebutuhan manusia menjadi tiga jenis yaitu: keberhasilan, kekuasaan dan afiliansi.
Dalam hal yang utama dalam mengugah dunia pendidikan kita haruslah berangkat dari motivasi pribadi dulu sebelum ke rekan kerja yang lain dimana ada istilah Motif adalah apa yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-kurangnya mengembangkan suatu kecenderungan tertentu. Motif dimengerti sebagai ungkapan kebutuhan seseorang karenannya motif bersifat pribadi dan internal. Dipihak lain, insentif berasal dari luar. Insentif dijadikan sebagai bagian lingkungan kerja oleh pimpinan untuk mendorong karyawan melakukan tugasnya. Misalnya, pimpinan menawarkan bonus bagi para guru yang kehadirannya dalam satu semester 100 % sebagai insentif untuk mendorong motivasi kerja. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Chester L. Barnard dalam Richard M. Steers (1980 : 18) sebagai berikut: Seseorang cenderung ikut serta dalam kegiatan organisasi hanya terbatas pada anggapan bahwa imbalan untuk bekerja yang mereka terima sebanding dengan usaha (kontribusi) mereka. Karena itu motivasi dan sasaran perseorangan dalam bekerja menjadi faktor yang penting dalam memahami tingkah laku manusia dan prestasi organisasi. Pendapat ini mengisyaratkan, bahwa seseorang mempunyai motif tertentu bekerja pada suatu organisasi ia akan beranggapan, bahwa kebutuhannya akan terpenuhi melalui organisasi. Richard M. Steers (1980 : 19), menyatakan motif dan tujuan perseorangan dapat berpengaruh penting terhadap tingkah laku seseorang dalam susunan organisasi. Karena kenyataan ini, kita wajib mengakui dan memperhitungkan sasaran perseorangan dalam setiap pembicaraan mengenai sasaran organisasi. Konsep sasaran organisasi yaitu sasaran yang ditetapkan untuk organisasi sebagai keseluruhan tidak akan berguna bagi manajemen bila tidak dapat dituangkan menjadi sasaran-sasaran tugas perseorangan yang dapat diterima oleh para pekerja. Jika, sasaran tugas bertentangan dengan kebutuhan sasaran perseorangan, dan jika manajemen tidak mau dan tidak dapat menciptakan daya tarik yang cukup untuk meredakan pertentangan tersebut, maka sulit dipercaya bahwa pekerja mau memberikan sumbangan ke arah pencapaian sasaran organisasi.
Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau mengerakan. Motivasi dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia pada umumnya. Pengertian motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasaan. Menurut Fillmore H. Stamford (1969) motivasi adalah sebagai suatu kondisi yang menggerakan manusia kearah suatau tujuan tertentu (Anwar Prabu Mangkunegara, 2007;93). Stephen P. Robin menyatakan bahwa motivasi adalah “The willingness to exert high of efferttoward organizatiol goals, conditioned by effort’s ability to statisfy some individual need”.
Diberdayakan oleh Blogger.